CERITA NAAN JABRIK TENTANG PERBEDAAN (TRADISI KARANGGAN)

Tadi sore saya dan keluarga mengadakan acara selamatan kontrakan, dimana selamatan ini diundur satu bulan, dikarenakan berbarengan dgn acara 40 hari anak saya. Sehingga kontrakan'y sudah terisi penuh, tapi kita dan keluarga baru sempat buat acara selamatan'y hari ini. Seperti biasa dikeluarga kami dalam setiap acara selamatan kita memakai acara tradisi kranggan dan acara pengajian biar berkah menurut keluarga kami.

Tapi ada sedikit kejadian yang ingin saya ceritakan. Saat acara selamatan berlangsung tiba-tiba orang dari kontrakan tomor tiga keluar dan menghapiri saya. Banyak sekalih pertanyaan yany dia lontarkan kepada saya, mulai dari pertanyaan tradisi apa bang, ko begini, ko begitu dan bela bela bela....saya dengan santai jelaskan alasan-alasanya dengan maksud agar dia mau menerima dan menghargai setiap perbedaan itu.

Akhirnya tak lama saya kemobil mengambil besek makanan yg sudah disiapkan dari rumah sekitar 20 bungkus utuk di bagikan kesetiap pintu kontrakan dan para tetangga yg tak jauh dari lokasi kontrakan. Alangkah terkejutnya saya saat mau memberikan besek makanan kekontrakan nomor tiga tiba-tiba pintu ditutup dan tak mau terima makanan yang saya bawa. Saya mencoba mengetuk dan mengucapkan salam tapi tidak di jawab ya sudah saya gantung aja di pintu masuknya. Tapi orang2 dari kontrakan yang lain mau terima dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih.

Saya jadi merasa aneh, masih aja ada orang yang gak mau menerima perbedaan. Padahal secara gamblang Qur’an menegaskan “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujrat : 13).